Wednesday, 22 January 2020

Cara Okulasi Singkong

Cara stek sebuah tanaman & Teknik pembuatan stek pada tanaman

Hohoho, bertemu kembali, di kesempatan akan dibahas mengenai cara okulasi singkong Cara stek sebuah tanaman & Teknik pembuatan stek pada tanaman simak selengkapnya lebih dalam tentang Cara stek sebuah tanaman & Teknik pembuatan stek pada tanaman.

(cutting atau stuk) atau potongan adalah menumbuhkan bagian atau potongan tanaman, sehingga menjadi tanaman baru. Ada beberapa keuntungan yang didapat dari tanaman yang berasal dari bibit stek, yaitu:

  • Tanaman baru mempunyai sifat yang persis sama dengan induknya, terutama dalam hal bentuk buah, ukuran, warna dan rasanya.
  • Tanaman asal stek dapat ditanam pada tempat yang permukaan air tanahnya dangkal, karena tanaman asal stek tidak mempunyai akar tunggang.
  • Perbanyakan tanaman buah dengan stek merupakan cara perbanyakan yang praktis dan mudah dilakukan.
  • Stek dapat dikerjakan dengan cepat, murah, mudah dan tidak memerlukan teknik khusus seperti pada cara cangkok dan okulasi.

Sedangkan potensi kerugian bibit dari menyetek adalah:

  • Perakaran dangkal dan tidak ada akar tunggang, saat terjadi angin kencang tanaman menjadi mudah roboh.
  • Apabila musim kemarau pan-jang, tanaman menjadi tidak tahan kekeringan.

Cara perbanyakan tanaman dengan teknik menyetek dapat dilakukan melalui stek pada batang, stek akar dan stek daun.

1) Cara Stek Tanaman pada Batang

Bakal stek diambil dari batang atau cabang batang pohon induk yang akan diperbanyak dan pemotongan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari. Gunting stek yang digunakan saat menyetek harus tajam agar bekas potongan pada batang rapi. Bila kurang tajam batang akan rusak atau memar. Hal ini mengundang bibit penyakit masuk ke bagian yang memar pada batang, sehingga bisa menyebabkan pembusukkan pangkal stek pada batang. Pada saat mengambil stek atau menyetek pada batang, pohon induk harus dalam keadaan sehat dan tidak sedang bertunas.

Cara stek sebuah tanaman & Teknik pembuatan stek pada tanaman

Syarat batang yang akan di ambil:



  • Batang yang dijadikan stek biasanya adalah bagian pangkal dari cabang. 
  • Pemotongan cabang batang diatur kira-kira 0.5cm di bawah mata tunas yang paling bawah dan untuk ujung bagian atas sejauh 1 cm dari mata tunas yang paling atas. 
  • Kondisi daun pada batang cabang yang hendak diambil sebaiknya berwarna hijau tua. Dengan demikian seluruh daun dapat melakukan fotosintesis yang akan menghasilkan zat makanan dan karbohidrat. Zat hasil fotosintesis akan disimpan dalam organ penyimpanan, antara lain di batang. Karbohidrat pada batang berperan sangat penting yaitu sebagai sumber energi yang dibutuhkan pada waktu pembentukan akar baru.

Kondisi dan ukuran saat pengambilan batang yaitu:

  • Ukuran besar cabang batang yang diambil cukup sebesar kelingking. 
  • Diameter batang sekitar 1 cm dengan panjang antara 10-15 cm. 
  • Cabang batang tersebut memiliki 3-4 mata tunas. 
  • Kondisi batang pada saat pengambilan berada dalam keadaan setengah tua dengan warna kulit batang biasanya coklat muda. Pada saat ini kandungan karbohidrat dan auxin (hormon pertumbuhan akar) pada batang cukup memadai untuk menunjang terjadinya perakaran stek. 
  • Pada batang yang masih muda, kandungan karbohidrat rendah tetapi hormonnya cukup tinggi. Biasanya pada kasus ini hasil stekan akan tumbuh tunas terlebih dahulu, padahal stek yang baik harus tumbuh akar dulu. Oleh karena itu, stek yang berasal dari batang yang muda sering gagal.

Menyetek sebuah tanaman dari batang ada yang mudah berakar dan ada juga yang sulit berakar. Untuk tanaman yang mudah berakar seperti pada anggur, maka batang stek bisa langsung disemaikan setelah dipotong dari pohon induknya. Tetapi untuk tanaman yang sulit berakar, sebaiknya sebelum batang stek disemai dilakukan dulu pengeratan batang. Selain itu, pemberian hormon tumbuh dapat membantu pertumbuhan akar.

Persiapan dan bentuk entres: A. Entres siap disemai. B. Entres dicelupkan ke dalam Zat Perangsang Tumbuh C. Entres yang sudah tumbuh akar D. Pangkal entres berbentuk datar E. Pangkal entres berbentuk sisi satu. F. Pangkal entres berbentuk sisi dua.

2) Cara Stek Tanaman pada akar

Berbeda dengan batang, cara menyetek berikut ini menggunakan bagian akar sebagai sarana perbanyakan tanaman. Pada stek batang, tunas keluar dari mata tunas. Pada stek akar tunas akan keluar dari bagian akar yang mula-mula berbentuk seperti bintil. Bisa juga dari bekas potongannya yang mula-mula membentuk kalus. Dari kalus ini berubah menjadi tunas atau akar.

Ada beberapa jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara menyetek akar, antara lain jambu biji, sukun, jeruk dan kesemek. Bahan stek akar harus diambil dengan cara menggali lubang di sekeliling pokok pohon induk. Pada akar lateral yang terpotong, akan tumbuh akar yang tumbuh ke arah samping sejajar dengan permukaan tanah. Pilihlah akar yang berdiameter sekitar 1 cm. Setelah akar diambil, lubang ditutup kembali. Akar tanaman dipotong-potong dengan panjang antara 5-10cm. Pada waktu memotong akar, harus diperhatikan agar bagian akar yang dekat dengan pohon atau pangkal akar dipotong secara serong. Bagian dekat ujung akar dipotong secara datar atau lurus. Hal ini diperlukan sebagai tanda agar pada waktu menyemai posisinya tidak terbalik.

Media penyemaian stek akar bisa dari pasir. Penyemaian bisa dilakukan di dalam kotak kayu atau di bedeng persemaian. Stek disemaikan dengan cara tegak atau berdiri, atau dapat juga dengan dibaringkan. Untuk penyemaian posisi tegak, jarak yang direkomndasikan adalah 5x5 cm. Bagian pangkal yang dibenamkan ke dalam media kira-kira 3 cm atau setengah dari panjang stek.

Bila penyemaian dengan dibaringkan, maka stek disusun dalam barisan. Jaraknya 5 cm antar barisan, kemudian stek di tutup pasir, sehingga stek berada pada kedalaman 1,5-2 cm di bawah permukaan media. Setelah 3-4 minggu stek akan bertunas dan berakar. Stek bisa dipindahkan ke polybag setelah lebih kurang 2 bulan. Selanjutnya disimpan di bawah naungan sampai berumur sekitar 6 bulan.

Cara stek sebuah tanaman & Teknik pembuatan stek pada tanaman

3) Mempercepat pertumbuhan akar pada stek

a) Pengeratan (girdling) pada batang

Penimbunan karbohidrat pada cabang batang pohon induk yang akan dijadikan stek dapat dilakukan dengan cara pengeratan kulit batang kayu sekeliling cabang batang dibuang secara melingkar. Lebar lingkaran yang dibuang pada batang sekitar 2 cm. Jarak dari ujung cabang batang ke batas keratan kira-kira 40 cm. Biarkan cabang batang yang sudah dikerat selama 2-4 minggu. Pada dasar keratan batang tadi akan tampak benjolan atau kalus. Pada benjolan inilah terjadi penumpukan karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber tenaga pada saat pembentukan akar dan hormon auksin yang dibuat di daun. Setelah terlihat benjolan barulah cabang batang dapat dipotong dari induknya. Bagian pangkal cabang batang sepanjang 20 cm bisa dijadikan sebagai stek.

b) Penggunaan hormon tumbuh

Hormon auksin bertindak sebagai pendorong awal proses inisiasi atau terjadinya akar. Sesungguhnya tanaman sendiri menghasilkan hormon, yaitu auksin endogen, akan tetapi banyaknya auksin yang dihasilkan belum cukup memadai untuk mendorong pembentukan akar. Tambahan auksin dari luar diperlukan untuk memacu perakaran stek.

(1) Cara celup cepat (quick dip)

  • Pada cara ini hormon auksin dilarutkan ke dalam alkohol 50%. Kemudian tambahkan air sesuai dengan konsentrasi yang dibutuhkan. Jenis hormon auksinnya bisa IBA, IAA atau NAA (berbentuk serbuk).
  • Konsentrasi yang digunakan berkisar antara 500-10.000 ppm, tergantung jenis hormon dan jenis tanamannya. Atau lebih mudahnya menggunakan hormon tumbuh yang sudah siap untuk digunakan yang banyak dijual di toko pertanian, seperti Atonik atau Liquinox Start dengan dosis 100-200 cc per 1 liter air (1 sendok makan = 10 cc).
  • Batang batang stek yang akan diberi hormon disatukan. Bisa dengan diikat menggunakan tali plastik atau karet gelang. Selanjutnya bagian pangkal batang -nya sekitar 2 cm dicelupkan selama 5 detik ke dalam larutan hormon.

Cara celup ini mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut:

  • Peralatan yang digunakan lebih sedikit bila dibandingkan dengan cara perendaman. 
  • Larutan yang sama bisa digunakan berulang-ulang. Yang penting setelah digunakan, larutan ditutup kembali agar alkoholnya tidak menguap. 
  • Naik turunnya penyerapan hormon tidak akan terjadi pada waktu pencelupan. Dengan demikian, banyaknya hormon per satuan luas permukaan akan tetap, tidak tergantung keadaan lingkungan.

(2) Cara rendam (prolonged soaking)

  • Mula-mula auksin (berbentuk serbuk) dilarutkan dalam alkohol 95%. Kemudian ditambahkan air sesuai dengan konsentrasi yang dibutuhkan. Konsentrasi auksin yang digunakan berkisar antara 5-100 ppm, tergantung jenis tanaman dan jenis auksin yang digunakan. Umumnya untuk menyetek tanaman buah digunakan konsentrasi 100 ppm dengan lama perendaman 1-2 jam. Bisa juga dengan konsentrasi 5 ppm, tetapi waktu perendamannya lama, yaitu 10-24 jam.
  • Untuk lebih memudahkan dapat menggunakan hormon tumbuh yang sudah siap pakai dan banyak dijual di toko pertanian, seperti Atonik atau Liquinox Start dengan dosis 1-2 cc per 1 liter air (1 sendok makan = 10 cc).
  • Jadi perbandingan dosis auksin pada pencelupan dan perendaman adalah 100 : 1.

Cara perendaman batang sebagai berikut.

  • Batang stek direndam dalam larutan auksin kira-kira 2 cm dari bagian pangkal. 
  • Agar penyerapan auksin berlangsung dengan baik pada batang, maka lama perendaman disesuaikan dengan konsentrasi larutan. 
  • Perendaman batang dilakukan ditempat yang teduh dan agak lembab. Hal ini berguna agar penyerapan hormon berjalan teratur, tidak kurang karena pengaruh lingkungan.

(3) Cara pemberian dengan tepung tepung (powder)

  • Mula-mula auksin dilarutkan dalam alkohol 95%. Ke dalam larutan tersebut ditambahkan talek atau tepung sesuai dengan konsentrasi yang digunakan. Konsentrasi berkisar antara 1.000-5.000 ppm tergantung jenis tanaman dan jenis auksin yang digunakan. Pelarut Alkohol diupayakan untuk diuapkan. Cara pemakaiannya adalah sebagai berikut: basahi pangkal stek dengan air, kemudian disentuhkan ke dalam tepung. Pangkal stek kemudian diketuk-ketuk agar auksin yang melekat tidak berlebihan. Setelah itu stek dapat disemaikan dalam media.
  • Pada setiap cara diatas konsentrasi dibuat berdasar-kan ppm. Pengertian ppm (part per million) artinya 1 bagian hormon dalam sejuta bagian pelarut atau tepung. Jadi jika akan membuat larutan dengan konsentrasi 1.000 ppm, maka 1.000 mg hormon dilarutkan dalam 1.000.000 mg pelarut, atau 1 gr hormon ke dalam 1 kg pelarut.
  • Pembuatan tepung dengan konsentrasi 1.000 ppm dengan cara melarutkan 1 gr hormon dalam 500- 1.000 cc alkohol 95%. Setelah diaduk sampai rata, masukkan 1 kg tepung (talc) dan diaduk kembali. Selanjutnya tepung tersebut dikeringkan sampai seluruh alkoholnya menguap.
  • Untuk proses yang lebih mudah dapat menggunakan hormon tumbuh auksin yang sudah siap digunakan dan banyak dijual di toko pertanian dalam bentuk serbuk dengan berbagi merek dagang.

4) Persemaian stek

Stek yang sudah diberi perlakuan hormon penumbuh akar siap untuk disemaikan. Untuk itu perlu menyediakan tempat yang kondisinya sesuai. Usaha untuk menumbuhkan stek perlu dilakukan pada lingkungan yang mempunyai cahaya baur atau terpencar (difusi). Kelembaban udara sebaiknya tinggi, sekitar 70-90%, Suhu mendekati suhu kamar, 25-27oC. Selain itu dalam pembentukan akar stek diperlukan oksigen yang cukup. Oleh karena itu media yang digunakan harus cukup gembur, sehingga aerasinya baik.

Penyemaian dalam kotak kayu dilakukan dengan rangkaian sebagai berikut. Kotak kayu untuk menyemaikan stek bisa dibuat dari papan dengan ukuran panjang 80-100 cm, lebar 40-50 cm dan tinggi 20-30 cm. Ukuran kotak bisa lebih besar atau lebih kecil, disesuaikan dengan banyaknya stek yang akan disemaikan. Untuk lebih praktis dapat juga digunakan kotak plastik (box semai) dengan ukuran panjang 35-40 cm, lebar 25-30 cm dan tinggi 10-15 cm yang banyak dijual di toko pertanian. Media tumbuh dapat menggunakan pasir, atau menggunakan campuran pasir dengan sekam padi dengan perbandingan 2:1. Media tersebut dimasukkan ke dalam kotak kayu. Tebal lapisan media antara 10-15 cm.

Lakukan penyiraman dengan gembor, sehingga permukaan media turun dan kompak. Sebelum stek disemai, terlebih dahulu dibuat lubang-lubang kecil pada media. Turus bambu yang dibulatkan bisa dipakai atau dapat pula dengan ranting batang pohon sebesar pensil. Perkirakan jarak lubang sekitar 5x5 cm dan dalamnya sekitar 5-7,5 cm atau setengah dari panjang stek. Setelah itu baru bagian pangkal stek dimasukkan ke dalam lubang. Bagian media di sekitar stek ditekan perlahan-lahan agar posisi stek tidak goyah. Selanjutnya persemaian disiram lagi. Kotak kemudian ditutup dengan lembar plastik bening atau transparan. Sebaiknya kotak di-taruh pada tempat yang terlindung dari teriknya sinar matahari.

Penyiraman persemaian harus dilakukan setiap hari sekali atau tergantung keadaan. Yang penting media persemaian selalu dalam kondisi basah. Setelah 2-3 bulan stek sudah mulai berakar, tunggu beberapa hari lagi sampai kelihatannya berwarna coklat dan stek sudah dapat dipindahkan ke dalam polybag. Cungkil stek dengan bilah bambu secara hati-hati agar perakarannya tidak menjadi rusak.

Persemaian di bedengan dilakukan sebagai berikut. Apabila batang stek yang akan kita semaikan jumlahnya banyak maka penyemaian bisa dilakukan dalam bedengan. Bedengan dibuat dengan arah Utara-Selatan agar batang stek bisa menerima matahari secara baik. Lahan yg akan dibuat bedengan dicangkul sedalam 25-30 cm (sedalam mata cangkul). Ukuran bedengan dibuat selebar 80-100 cm dengan panjang bedengan disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk menghindari adanya tanah yang longsor tepi bedengan bisa dihalangi dengan bilah bambu atau batu bata.

Bedengan perlu dilengkapi dengan naungan untuk melindungi bibit dari sengatan matahari yang berlebihan. Naungan yg bisa terbuat dari daun kelapa, daun alang-alang atau jerami padi. Jika ingin menggunakan naungan dari paranet gunakanlah paranet tipe 75% (sinar yg masuk ke bedengan sebesar 25%). Tanah lapisan atas ditaburi pasir setebal lebih kurang 5 cm. Lakukan penyiraman agar media basah. Setelah itu batang stek bisa ditancapkan. Jarak stek yg disemaikan ialah 5x5 cm. Untuk menjaga agar kelembaban di sekitar stek menjadi tinggi, bedengan disungkup dengan plastik transparan.

Setelah ukuran batang stek memenuhi standar dan mempunyai akar, maka batang stek harus disapih/transplanting. Standar batang stek yang siap disapih adalah mempunyai 4-6 daun baru yg sudah mekar dengan sempurna (daun-daun sudah mendapatkan nutrisi dari akar baru yang sudah tumbuh).

  • Siapkan polybag sesuai dengan ukuran batang stek (diamter 10-20 cm).
  • Siapkan media pembibitan dengan komposisi tanah dengan kompos 1:1.
  • Isi polybag dengan media tanam yang telah disiapkan dan buatlah lubang tanam yang sesuai dengan ukuran bibit stek.
  • Pindahkan bibit batang stek dengan cara mengambil stek beserta akar bibit dan sedikit media stek, lalu benamkan bibit stek dengan hati-hati pada media tanam dan timbuh bibit stek dengan media tanam yang telah disiapkan kemudian lakukan pemadatan seperlunya agar stek berdiri dengan tegak.
  • Pindahkan polybag stek ke bangunan pembibitan yang bernaungan/ rumah plastik/ rumah kaca.
  • Lakukan pemeliharaan stek dengan cara menyiram , memupuk, mengendalikan OPT dan memberi air (jika perlu) sampai dengan stek cukup besar ukurannya dan siap untuk dipasarkan.
Penanaman stek pada media tanah: A. Menyiapkan batang stek B. Menyiapkan hormon, C. Menanam bahan stek dari cabang batang mawar, D. Menanam bahan stek dari tangkai daun, E. Menanambahkan stek bunga soka

 F. Menempatkan hasil stek.
G.Memelihara stek, H.Memeriksa pertumbuhan akar dari bibit yang berasal dari menyetek, I.Hasil penyetekan, J.Bunga mawar hasil stek pada batang siap jual.

Info Pengetahuan Seputar Batang Tanaman

Kata batang berasal dari bahasa Latin yaitu caulis, dan batang merupakan salah satu dari organ dasar pada tumbuhan berpembuluh. Batang disebut juga sebagai sumbu tumbuhan, dimana batang menjadi tempat semua organ lain bertumpu dan tumbuh. Daun serta akar dianggap sebagai perkembangan lanjutan dari batang untuk menjalankan fungsi yg lebih khusus pada tanaman.

Ciri batang & fungsi batang

Tanpa batang, tumbuhan berpembuluh tidak dapat hidup, hal ini dikarenakan  titik tumbuh berasal dari batang.

Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut ini :

  • Batang umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf (simetri radial).
  • Batang terdiri atas ruas-ruas yg masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku inilah muncul tunas yg membentuk cabang batang, daun, atau akar.
  • Batang biasanya tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop).
  • Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang mempunyai pertumbuhan yg tidak terbatas.
  • Batang mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yg kecil.
  • Batang umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yg umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda.

Banyak tumbuhan yg memiliki perkecualian sifat batang dari yg telah disebutkan di atas, baik hanya satu atau beberapa ciri.

Evolusi pada batang

Sejalan dengan teori yg banyak dianut sekarang, bahwa tumbuhan berpembuluh merupakan perkembangan lanjutan dari salah satu kelompok tumbuhan talus berklorofil, yaitu Charophyta, batang merupakan perkembangan dari talus yg kemudian terdiferensiasi jaringannya, membentuk jaringan pembuluh

Akar merupakan perkembangan dari batang purba yg berada di dekat permukaan tanah yg kemudian mengalami spesialisasi sebagai alat penyerap air.

Daun sejati, yg dimiliki oleh sebagian besar anggota tumbuhan berpembuluh, dianggap terbentuk dari penyatuan ranting-ranting kecil yg saling berdekatan dan masih membawa klorofil dan pigmen-pigmen lainnya. Teori ini dikenal sebagai teori megaphyll. Daun kelompok Lycophyta dianggap terbentuk dari jalur evolusi yg lain, yaitu terbentuk dari bagian sporangium. Ini dikenal sebagai teori microphyll.

Modifikasi yang terjadi pada batang

Batang dapat memiliki fungsi tambahan, yg berakibat pada berubahnya bentuk (morfologi) dari bentuk batang dasar menjadi bentuk yg lain. Berikut ini adalah beberapa bentuk modifikasi yg terjadi pada batang.

  • Bonggol, pangkal batang atau batang bulat pendek yg berada tepat di bawah permukaan tanah. Bonggol yg memiliki fungsi tambahan sebagai tempat cadangan energi disebut sebagai bonggol umbi (cormus). Contoh tumbuhan yg memiliki batang bonggol seperti: batang pisang, batang suweg.
  • Geragih (stolo), suatu cabang khusus yg menjalar di permukaan atau di bawah permukaan tanah dengan ruas yg panjang dan pada bukunya lalu muncul tunas daun atau akar. Contoh : lili paris, kentang
  • Rimpang (rhizom), yaitu batang mendatar, batang gemuk, dan berada di permukaan tanah atau di bawah permukaan, dengan ruas-ruas pendek. Contoh: berbagai batang tanaman temu-temuan
  • Umbi batang (tuber), yg merupakan pembengkakan geragih atau rimpang karena bertambah fungsi batang sebagai penyimpan cadangan energi.
  • Batang membulat yg memiliki fungsi sebagai organ sukulen (penyimpan air) disebut sebagai caudex.
  • Cakram pada umbi lapis, suatu bentuk batang yg sangat pendek dan menjadi penyangga dari pangkal daun sukulen. Contoh : batang pada bawang-bawangan, batang pada tanaman Amaryllis

Itulah tadi ulasan materi belajar plengdut mengenai cara stek tanaman. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan kalian dalam kegiatan belajar mengajar.

Begitulah pembahasan tentang Cara stek sebuah tanaman & Teknik pembuatan stek pada tanaman semoga artikel ini berfaedah salam

untuk pemesanan mesin pemecah Pelet bisa menghubungi kami ya. Alat Irisan Kerupuk

Artikel ini diposting pada label cara okulasi singkong, cara okulasi pohon singkong, cara okulasi tanaman singkong,

https://www.plengdut.com/2013/01/teknik-pembuatan-stek-tanaman.html

No comments:

Post a Comment